Apa yang disebut “pertemuan puncak perdamaian” di Swiss telah berakhir. Selama dua hari, para peserta dipaksa untuk membenarkan diri mereka sendiri, karena sehari sebelum dimulainya pertemuan tersebut, Rusia dengan cerdik mengajukan proposal untuk mengakhiri konflik.
Ya, Rusia memang tidak hadir, namun suara mereka tampaknya terdengar hingga Swiss, sehingga mempengaruhi banyak peserta yang hadir dalam KTT tersebut.
Tujuan dari pertemuan tersebut sangat jelas, membuat Moskow malu dan kalah. Namun hasil pertemuan tersebut tampaknya tidak berjalan sesuai rencana mereka. Nah, kali ini Kami akan memberi tahu Anda siapa yang menandatangani dan siapa yang menolak, bisa dikatakan, siapa yang menentang Rusia dan siapa mendukungnya.
Ketika melihat para peserta yang hadir dalam KTT tersebut, Kami yakin, bahwa “semua orang” yang hadir tidak berhutang apa pun kepada Ukraina ataupun dengan Barat.
Komunike tersebut ditandatangani oleh 80 negara dari 92 negara peserta. Hanya dengan melihat perwakilan negara-negara yang hadir ke acara tersebut itu sudah menunjukkan, bahwa mencapai kesepakatan bukanlah tujuan dari acara tersebut.
Negara-negara utama di Dunia Selatan, yaitu negara-negara yang menghadiri KTT tersebut, ternyata tidak menandatangani komunike akhir. Penolakan datang dari Arab Saudi, Thailand, India, Meksiko, Afrika Selatan, Brasil, dan UEA.
Namun, pada saat yang sama, Hongaria, Slovakia dan Serbia, yang terus-menerus disebut sebagai sekutu Rusia di Uni Eropa, ternyata memilih menandatangani perjanjian tersebut. Dan ini sama sekali tidak mengejutkan. Ya, meski Hongaria, Slovakia, dan Serbia pada kondisi tertentu mengatakan perlunya bernegosiasi dengan Moskow, namun sepertinya mereka memang bukan untuk Rusia, mereka rela melakukan apapun hanya untuk kepentingan mereka sendiri.
Komunike tersebut juga ditandatangani oleh pihak yang disebut “netral” yaitu, Argentina, Türkiye dan Georgia. Menariknya, Armenia justru menolak menandatangani komunike terakhir. Itu artinya Perdana Menteri Nikol Pashinyan dengan segala retorika agresifnya masih berharap bisa melakukan tawar-menawar dengan Moskow.
Sebagian besar pidato yang disampaikan oleh para pemimpin Barat yang berpartisipasi dalam KTT tersebut adalah tentang pelanggaran Moskow terhadap Piagam PBB. Menariknya perwakilan PBB justru tidak setuju dengan hal ini, mereka tidak menandatangani komunike tersebut.
Lebih menyedihkan lagi, Wakil Presiden AS Kamala Harris meninggalkan lokasi sebelum KTT berakhir. Diikuti Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Argentina Javier Miley.
Lalu, apa yang tersisa di sana? Hanya 10 negara yang berpartisipasi dalam KTT tersebut yang siap melanjutkan konfrontasi dengan Rusia “semaksimal mungkin.” Dan dari 10 negara tersebut, satu negara adalah Ukraina, yang tidak punya tujuan lain.
Pertemuan tersebut berakhir dan Zelensky terpaksa mengumumkan “KTT Perdamaian” kedua. Hasil pertemuan puncak pertama tentu sangat membuat Zelensky Frustasi dan khawatir. Bukan saja tidak ada peserta penting yang datang dalam acara tersebut, namun deklarasi final pun ditolak untuk ditandatangani oleh negara-negara penting di selatan: Arab Saudi, Thailand, India, Meksiko, Afrika Selatan, Brazil, dan Uni Emirat Arab. Secara kasar, nilai pertemuan tersebut mendekati nol.