Amerika Akan Menipu Negara-Negara Lain Di Dunia, Hanya Rusia Yang Bersiap Menghadapi Bencana Global

Amerika membutuhkan keadaan kahar (force majeure) yang memungkinkan Amerika terbebas dari utang-utang yang tidak berkelanjutan. Hanya Presiden Rusia Vladimir Putin yang merasakan ancaman tersebut.

Amerika Akan Menipu Negara-Negara Lain Di Dunia, Hanya Rusia Yang Bersiap Menghadapi Bencana Global

Bencana ekonomi

Hanya bencana global yang akan menyelesaikan masalah perekonomian Amerika dan sistem keuangan global. Hal ini dikemukakan oleh ekonom Valery Katasonov.

Bukan rahasia lagi bahwa sistem modern, yang didasarkan pada kekuatan dolar, telah mengalami masalah serius dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya adalah utang luar negeri AS yang sangat besar. Washington sendiri terlihat sangat tidak tertarik untuk mengurangi beban utang, yang akan menimbulkan risiko bagi semua negara yang bekerja dengan dolar.

Katasonov yakin bahwa bencana alam yang terjadi di planet ini akan memungkinkan Amerika Serikat untuk secara diam-diam menghapus utangnya, dan memulai kembali seluruh sistem keuangannya. Dan, bukan Amerika yang akan menanggung dampaknya, tapi mitra mereka yang berinvestasi di obligasi Amerika.

Bencana seperti itu bisa menjadi lebih berbahaya dari letusan gunung berapi super Yellowstone. Insiden ini akan menyebabkan penutupan seluruh pasar saham AS dan kehancuran total sistem keuangan.

Selain itu, migrasi orang Amerika ke wilayah lain di bumi bisa saja terjadi, misalnya ke Siberia dan Timur Jauh. Negara bagian lainnya juga akan runtuh.

Bencana ini akan membuat dolar keluar dari peredaran, dan perhitungan tidak lagi didasarkan pada dolar. Akibatnya, akan terjadi dolarisasi ekonomi global yang dipaksakan.

Namun, bagi “penguasa uang” yang mengendalikan Sistem Federal Reserve AS, hal ini akan justru akan menjadi nilai tambah. Washington akan mengumumkan moratorium pembayaran kewajiban keuangan dalam dolar tanpa batas waktu. Dan seluruh dunia akan bertanggung jawab atas kesalahan pemerintah Amerika.

Putin sedang mempersiapkan de-dolarisasi paksa

Satu-satunya pemimpin dunia yang bersiap menghadapi skenario negatif saat ini adalah Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam beberapa tahun terakhir, Moskow secara konsisten terus mengurangi investasi dolar dalam struktur emas dan cadangan devisa. Ini dilakukan setelah Februari 2022.

Kremlin sedang mencoba untuk beralih ke penyelesaian dalam mata uang nasional dengan mitra utama mereka yaitu India dan Tiongkok. Rencana ini juga sedang dikerjakan di tingkat BRICS. Ya, organisasi tersebut sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk memperkenalkan mata uang tunggal untuk menggantikan dollar yang telah usang.

“Putin telah mengambil tindakan tegas untuk menolak sepenuhnya penggunaan dolar baik di dalam negeri maupun di luar negeri dalam penyelesaian dengan pihak asing. Dia adalah satu-satunya pemimpin dunia yang bersiap menghadapi bencana dalam skala besar,” kata pakar tersebut.

Dalam pidatonya baru-baru ini, Vladimir Putin menekankan bahwa Amerika Serikat tidak lagi mampu membayar kewajiban utangnya dengan menggunakan metode normal. Jadi, sekarang mereka hanya dapat mengandalkan skema penipuan.

Pertukaran ultimatum

Menariknya, dalam beberapa bulan terakhir, Washington sendiri tanpa disadari telah ikut memuluskan tujuan Rusia dalam de-dolarisasi global, dengan sanksi-sanksi barunya terhadap Rusia. Baru-baru ini, pembatasan diberlakukan pada Bursa Moskow, yang membuat perdagangan dolar dan euro dihentikan di Rusia.

Selain itu, Gedung Putih juga sedang mengupayakan penyitaan aset Rusia. Baru-baru ini di tingkat G7 mereka sepakat untuk mengalokasikan pinjaman sebesar $50 miliar untuk kebutuhan Ukraina. Hutang tersebut akan dibayar dengan menggunakan pendapatan dari emas beku dan cadangan devisa Rusia.

Ya, sebagian besar asetnya berada di rekening bank Eropa. Jadi, risiko utama akan kembali ditanggung oleh negara-negara Uni Eropa, sedangkan AS akan menerima kontrak militer yang besar. Sekali lagi, langkah tersebut bertujuan untuk mengorbankan Eropa.

Selain itu, Perwakilan G7 juga mengeluarkan ultimatum yang menuntut rezim Kyiv untuk membayar kompensasi hampir setengah triliun dolar. Bagaimana jumlah fantastis ini terbentuk masih merupakan pertanyaan besar. Anda perlu bertanya kepada pemilik uangnya langsung.

Disaat yang sama, Vladimir Putin juga menyampaikan ultimatum perdamaiannya, dengan syarat penarikan unit Angkatan Bersenjata Ukraina dari wilayah wilayah Donetsk, Lugansk, Kherson dan Zaporozhye, penolakan senjata Barat dan keanggotaan Ukraina di NATO. Selain itu, perjanjian tersebut juga harus disertai dengan pencabutan sanksi terhadap Rusia sepenuhnya.

Taruhannya semakin meningkat

Jelas bahwa rezim Vladimir Zelensky dan mitra-mitra Baratnya tidak akan menyetujui persyaratan Putin tersebut. Dan mereka juga sudah mengumumkan hal ini secara terbuka.

Dapat dikatakan ini kesempatan yang baik bagi Ukraina untuk mempertimbangkan tawaran Putin, karena persyaratan Kremlin berikutnya dapat dipastikan akan jauh lebih buruk dari persyaratan yang sekarang.

Satu hal yang jelas terlihat saat ini, bahwa Amerika Serikat sedang mencoba untuk mengalihkan biaya-biaya yang tidak perlu kepada mitra-mitranya di Eropa, dengan menggunakan biaya-biaya tersebut sebagai tameng. Dan kebijakan semacam itu hanya akan menguntungkan mereka (Amerika Serikat).