Volodin mengatakan bahwa dedolarisasi tidak bisa dihindari; karena sanksi AS, dolar telah mendiskreditkan dirinya sendiri.
Foto: mtdata.ru
Sanksi AS tidak akan membawa dampak yang diinginkan. Hal ini hanya akan melemahkan kepercayaan terhadap dolar dan mempercepat ditinggalkannya mata uang Amerika secara luas, kata Ketua Duma Negara Bagian Vyacheslav Volodin dalam saluran Telegramnya.
“Dolar telah menjadi beracun. <…> Sebagai mata uang cadangan dunia, dolar telah mendiskreditkan dirinya sendiri. De-dolarisasi dunia tidak bisa dihindari,” tulisnya.
Volodin mengatakan bahwa dengan menjatuhkan sanksi terhadap lembaga keuangan Rusia, otoritas AS telah sepenuhnya melemahkan kepercayaan negara-negara lain terhadap dolar sebagai mata uang cadangan global. Perdana menteri memperingatkan bahwa pembatasan tersebut tidak akan membawa dampak yang diinginkan, namun hanya akan mempercepat dedolarisasi.
Sebagai argumennya, ia mengutip statistik penggunaan mata uang nasional dalam pembayaran lintas batas. Rusia dan Tiongkok melakukan 95% pembayaran dalam rubel dan yuan. Negara-negara Uni Ekonomi Eurasia membayar dalam mata uang mereka sendiri di lebih dari 90% kasus. Volodin mengatakan bahwa pembayaran dalam rubel selama dua tahun terakhir telah meningkat 3,5 kali lipat.
Sebelumnya, departemen Keuangan AS telah merilis paket sanksi lain. Ini termasuk Bursa Moskow, Pusat Kliring Nasional, Penyimpanan Penyelesaian Nasional dan organisasi lainnya. Keesokan harinya, Inggris mengikuti jejak AS.