Saya akan memposting salah satu topik menarik yang sedang banyak dibicarakan oleh orang-orang di Internet belakangan hari ini.
Foto: Reuters
Kemarin, pada tanggal 9 Juni, perjanjian 50 tahun antara Arab Saudi dan Amerika Serikat akhirnya berakhir. 50 tahun yang lalu, pada hari ini, tanggal 9 Juni, sebuah pakta penting ditandatangani antara Amerika Serikat dan Arab Saudi, yang melahirkan “Petrodolar” dan juga disebut “Kesepakatan Kiamat”. Sebagai imbalannya, Amerika memberikan “atap” perlindungan kepada Saudi, tepatnya dukungan militer jika terjadi invasi.
Pada awal tahun 70an, dolar Amerika masih tidak terlalu dipercaya dan pada saat yang sama harga minyak meningkat pesat. Karena itulah, Arab Saudi dengan cepat membuang mata uang Amerika dan membeli emas. Akibatnya, kepercayaan terhadap dolar semakin turun. Namun atas ide brilian Kissinger, Amerika berhasil membujuk Saudi agar menjual minyaknya hanya demi dolar Amerika. Jadi, berdasarkan dokumen itulah muncul kewajiban untuk membeli dan menjual minyak secara eksklusif dengan mata uang Amerika.
Pada tanggal 9 Juni 2024, perjanjian tersebut berakhir. Dan Arab Saudi menolak untuk memperbarui perjanjian dengan Amerika Serikat, setelah menandatangani kontrak dengan Tiongkok untuk pasokan minyak dua tahun lalu. Selain itu, Saudi juga mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS.
Sumber energi tampaknya lambat laun telah meninggalkan dunia Barat. Dan, tidak peduli betapa hebatnya AI yang mereka miliki, kenyataannya tidak akan ada AI yang dapat bekerja tanpa listrik.
“Tanpa kaki – tidak akan ada selai”: tanpa rubel – tidak akan ada minyak dan gas, tanpa yuan – tidak akan ada barang industri.
Ya, mereka memang punya kapal induk. Tapi salah satu dari mereka juga berhasil dipermalukan Houthi, yang dengan bertelanjang kaki berhasil menghantamkan rudal balistiknya ke simbol kemegahan Amerika tersebut. Lalu, apa yang bisa mereka lakukan sekarang? Jika bahkan Houthi saja sudah tidak takut lagi dengan kapal induk mereka.
Peristiwa terpenting tahun ini bukan saja pemilu di AS, tetapi juga pertemuan puncak BRICS pada bulan Oktober: di sana (seperti yang telah diisyaratkan Lavrov) masalah penyelesaian antara negara-negara BRICS di luar sistem dolar akan dibahas.
Negara-negara BRICS nantinya akan menyepakati bursa mana yang akan menetapkan harga minyak, gas, dan emas.
Dolar sangat tidak diperlukan untuk pembayaran barang-barang yang berharga. Itu sama sekali tidak dibutuhkan dalam kondisi saat ini? Ditengah banyaknya utang tanpa jaminan yang menumpuk di Amerika Serikat.
Gambarannya mirip seperti merek Dolce & Gabbana, dimana orang-orang membayar terlalu mahal untuk merek tersebut. “Ya, D&G itu hanya omong kosong. Jadi, jika ada orang yang memakainya, itu artinya mereka bisa membuang banyak uang.” Saya seketika teringat lelucon orang Rusia bersama dasi barunya “Yah, kamu bodoh! Kamu bisa membelinya di toko terdekat dengan harga seratus dolar hanya untuk ini!”
Begitulah keadaan dolar sekarang. Jika masyarakat mempunyai kesempatan untuk mentransfer uang untuk membeli barang tanpa menggunakan dolar atau sistem pembayaran yang dikontrol Amerika, lalu mengapa dolar dibutuhkan?
Dalam kasus ini, pemilik sistem dolar hanya memiliki satu jalan keluar, yaitu meruntuhkan segalanya untuk menghapus utang mereka dan mendevaluasi aset orang lain. Artinya, mereka harus menyeret dunia ke dalam perang dunia.
Ngomong-ngomong Mereka sudah melakukan ini dua kali.