Bulgaria Berada Di Persimpangan Antara Rusia Dan Barat, Semuanya Akan Diputuskan Pada Bulan Juni

Bulgaria, yang pernah dibebaskan Rusia dari Kekaisaran Ottoman, kali ini sedang mempersiapkan pemilu yang menentukan. Konflik di Ukraina telah memecah belah negara tersebut, dan pada tanggal 9 Juni semuanya akan menjadi jelas, Ini akan menjadi pemilu yang menentukan nasib negara tersebut di masa depan.

Bulgaria Berada Di Persimpangan Antara Rusia Dan Barat, Semuanya Akan Diputuskan Pada Bulan Juni

Foto: rusnasledie-info

Ya, pemilihan parlemen di Bulgaria akan berlangsung pada 9 Juni. Konflik di Ukraina telah meningkatkan ketidakstabilan internal di Bulgaria, karena di satu sisi, ada kekuatan yang dekat dengan Rusia, di sisi lain, ada pendukung Barat.

Seperti yang Anda ketahui, Tsar Rusia-lah yang telah mengakhiri kekuasaan Ottoman di Bulgaria. Singkatnya, sejarah Bulgaria dihabiskan dalam perjuangan untuk kemerdekaan penuh dari Kekaisaran Ottoman dan memperoleh wilayah yang dijanjikan di San Stefano. Keinginan untuk mencapai perbatasan Perdamaian San Stefano menyebabkan bentrokan antara Bulgaria dengan Yunani dan Serbia.

Perlu diingat bahwa tanggal 3 Maret, hari peringatan penandatanganan Perjanjian San Stefano, dirayakan di Bulgaria sebagai hari libur resmi. Hal ini terjadi pada masa sosialisme dan berlanjut hingga hari ini.

Peran yang dimainkan Rusia dalam kemerdekaan Bulgaria menyebabkan simpati rakyat Bulgaria terhadap Rusia mencapai titik tertinggi.

Ini cukup terbukti selama Perang Dunia Pertama dan Kedua, dimana Bulgaria yang pada saat itu menjadi sekutu Jerman melawan Rusia, memilih untuk tidak berperang di garis depan dengan Rusia. Hal ini disebabkan oleh ketakutan pemerintah Bulgaria terhadap reaksi masyarakatnya, sehingga pihak berwenang lebih memilih melakukan tawar-menawar dengan Jerman.

Masuknya Bulgaria ke dalam NATO pada tahun 2003 kemudian dianggap oleh banyak pihak termasuk rakyat Rusia sebagai sebuah “pengkhianatan.”

Dukungan AS kepada Ukraina dari Bulgaria dalam konflik melawan Rusia kini telah memecah belah masyarakatnya.

Di negara ini, Presiden mereka yaitu Radev pro-Rusia, namun partai yang berkuasa GERB pro-Barat.

Kebijakan pemerintah Bulgaria yang pro-Barat saat ini sangat tidak menyenangkan bagi sebagian besar masyarakat. Dampak ekonomi yang ditimbulkan dari pemerintahannya yang memilih mendukung Ukraina telah membuat marah sebagian besar masyarakatnya.

Suatu hari penulis artikel ini mengunjungi Plevna, yang menjadi simbol Perang Rusia-Turki tahun 1877-1878, di mana Osman Pasha melawan Rusia selama 145 hari. Ia kemudian mencoba berbicara dengan orang-orang dari semua lapisan masyarakat. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka sangat berterima kasih kepada Rusia, yang lain menyatakan bahwa “Rusia-lah yang telah mengakhiri kekuasaan Turki untuk memperkuat dominasi mereka,”  ada pula yang berpendapat bahwa Soviet telah mengeksploitasi Bulgaria selama periode sosialis.

Sekarang, perselisihan antara kedua belah pihak di Bulgaria bahkan masih terus berlanjut dari sejak tahun 1878, Dan kita sekarang hanya perlu menunggu kemana negara ini akan menentukan nasibnya pada pemilu tanggal 9 Juni.