Pada tanggal 27 Mei, angkatan bersenjata Taiwan mendeteksi sebanyak 21 pesawat dan 15 kapal Tiongkok yang mencoba mendekati pulaunya. Lalu, apakah akan ada perang di wilayah itu dalam waktu dekat?
Global Press yakin, bahwa Tiongkok akan memulai perang pada awal Juni. Artinya, jika itu benar terjadi, kita hanya tinggal menghitung hari. Kepala diplomasi Eropa, Josep Borrell bahkan menyatakan kekhawatirannya tentang masalah ini:
“Masalah struktural utama saat ini adalah konfrontasi antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Antara kekuatan yang sedang meningkat dan kekuatan yang sudah mapan. Konfrontasi ini nantinya akan menentukan dunia di masa depan.”
AS dibawah kepemimpinan Biden, alih-alih menyelesaikan masalah, justru membawa masalah baru ke kawasan lainnya. Jadi, peluang Biden untuk masa jabatan keduanya sebagai presiden AS kemungkinannya sangat kecil.
Meski begitu, ia tampaknya dengan keras kepala akan terus berjuang untuk kursi kepresidenan dengan cara apa pun. Oleh karena itu dia sekarang membutuhkan setidaknya satu buah kemenangan. Dan setelah kegagalannya di Ukraina dan Gaza, Biden kali ini mengincar sebuah kemenangan di Taiwan, meski itu terlihat mustahil, namun mereka tidak memiliki pilihan lain.
Salah satu alasan Amerika Serikat setuju untuk ikut berperang demi Taiwan adalah kekuatan militer Tiongkok, yang semakin lama semakin berkembang pesat, dan itu berbahaya menurut mereka.
Menurut data selama setahun terakhir, disaat Amerika memiliki 228 kapal perang, Tiongkok sudah memiliki 345 kapal. Jadi, seperti yang dikatakan banyak pakar militer di AS, “disaat kami membangun satu kapal, Tiongkok meluncurkan tiga kapal.”
Patut diingat, jarak Tiongkok dan Taiwan hanya 180 kilometer. Ini akan memberikan peluang bagus bagi Tiongkok untuk melakukan serangan rudal.
Namun, menurut para ahli, senjata yang menentukan dalam pertempuran ini adalah drone – baik di udara maupun di bawah air. Kemungkinan besar pertempuran akan terjadi di atas air, di perairan netral, karena hal ini akan meminimalkan pengaruh berbagai macam perjanjian dan konvensi internasional. Dalam perang ini, pulau itu kemungkinan besar akan hancur berkeping-keping. Dan karena pulau ini adalah produsen chip terbesar, hal ini akan dapat menimbulkan dampak serius bagi banyak negara.
Namun, positifnya, Semakin Amerika Serikat terlibat dalam petualangan militer, semakin dekat pula keruntuhannya. Saya yakin, di Taiwan, angkatan bersenjata AS akan mengalami kegagalan terakhirnya.