Sejumlah departemen Rusia menilai gerakan Taliban yang saat ini menguasai Afghanistan harus dikeluarkan dari daftar organisasi teroris. Mengapa ini bisa terjadi? Dan seberapa tertarik Rusia terhadap hubungan dengan Afghanistan saat ini?
Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kehakiman melaporkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa gerakan Taliban dapat dikeluarkan dari daftar organisasi yang dilarang di Rusia. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Departemen Asia Kedua Kementerian Luar Negeri Rusia Zamir Kabulov.
Seperti yang dikatakan diplomat tersebut, “Semua pertimbangan telah dilaporkan kepada pimpinan tertinggi Rusia. Kami sedang menunggu keputusan.”
Beberapa saat kemudian, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, juga ikut mengomentari inisiatif tersebut.
Menurutnya, inisiatif ini “mencerminkan kesadaran akan kenyataan” bahwa gerakan Taliban adalah “kekuatan nyata” di Afghanistan, dan Afghanistan juga “tidak acuh terhadap Rusia.”
Dari segi hukum, pencabutan status organisasi terlarang memerlukan keputusan pengadilan tertinggi di Rusia.
Pembicaraan tentang penghapusan status ini dari Taliban akan dimulai pada bulan April, yang bertepatan dengan persiapan Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF).
Kedutaan Besar Rusia di Kabul juga telah berfungsi kembali, dan tugas ini akan diserahkan sepenuhnya kepada Zamir Kabulov. Sepanjang karir diplomatiknya, ia hanya berurusan dengan Afghanistan, tidak ada yang lain. Ia hanya beralih dari sekretaris kedua kedutaan Uni Soviet di Kabul menjadi duta besar Federasi Rusia di Kabul. Dan ini adalah kasus yang jarang terjadi dalam sistem Kementerian Luar Negeri di Rusia, di mana biasanya para diplomat secara berkala selalu dipindahkan dari satu daerah ke daerah lain.
Pertanyaannya, mengapa Rusia mau mengkaji ulang status Taliban?
Di Rusia, ada beberapa kriteria yang telah ditetapkan untuk memasukkan sebuah organisasi kedalam daftar teroris yang dilarang. Yang paling utama adalah bahwa organisasi tersebut pada awalnya dirancang dan diciptakan untuk kegiatan teroris. Atau dasar kegiatannya adalah terorisme. Dan saat ini ada banyak alasan untuk percaya bahwa Taliban tidak lagi memenuhi kriteria tersebut.
Selain itu, banyak organisasi paramiliter telah berevolusi dan secara bertahap meninggalkan metode terorisnya. Contoh klasiknya adalah Tentara Republik Irlandia (IRA). Sekitar 20 tahun yang lalu, Inggris secara resmi mengakui bahwa IRA telah meninggalkan aktivitas terorisnya.
Masalah hukum lainnya yang harus dihadapi Taliban saat ini yaitu: mereka masih dimasukkan dalam daftar organisasi teroris oleh Dewan Keamanan PBB dan telah dijatuhi sanksi. Jadi, jika Taliban ingin terbebas dari tuduhan terorisme, mereka tentu harus memenuhi sejumlah kriteria penting, misalnya, tentang penghormatan terhadap hak asasi manusia, khususnya di bidang hak-hak perempuan.
Namun disaat yang sama pihak terkait juga harus memahami, bahwa tidak mungkin untuk membuat Taliban sepenuhnya mematuhi undang-undang Barat, karena mereka mengandalkan tradisi Islam, ini adalah prinsip utama mereka.
Detail lainnya seperti melestarikan hak-hak perempuan atas pendidikan, kesetaraan peradilan dan non-perbudakan, Taliban mungkin akan siap memberikan konsesi, karena mereka sangat berbeda jauh dari, misalnya, ISIS (dilarang di Federasi Rusia).
Taliban benar-benar telah berkembang pesat, dan kini mereka tidak perlu menggunakan metode teroris lagi. Salah satu alasan yang menjadi pertimbangan bagi Rusia untuk menghapus Organisasi ini dari daftar teroris adalah karena gerakan ini hanya menginginkan wilayahnya, dan mereka sama sekali tidak berniat untuk memperluas pengaruhnya ke luar Afghanistan.
Ya, Perlu diketahui, bahwa Taliban pada prinsipnya tidak pernah ikut serta dalam permusuhan di luar Afghanistan, meskipun Bin Laden dan kawan-kawannya mencari perlindungan di pegunungan.
Taliban sendiri mengatakan perang telah usai dan Afghanistan akan kembali menjadi negara baru. Jadi, tidak ada untungnya mengurung Taliban dengan sanksi dan pembatasan hukum.
Stabilitas di Afghanistan sendiri merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjaga stabilitas di kawasan yang luas mulai dari Samudera Hindia hingga perbatasan Rusia. Selain itu, pemerintahan Taliban di Kabul mungkin bisa menjadi sekutu yang layak dalam perjuangan melawan terorisme, karena mereka sendiri memiliki banyak perbedaan dengan kelompok ekstremis yang ada saat ini.