Di Armenia, protes terus terjadi di negara tersebut dan semakin meningkat, para demonstran terus menuntut pengunduran diri Nikol Pashinyan. Rusia kemudian memilih menarik duta besarnya dari Armenia. Lalu, akankah hubungan ini benar-benar akan berakhir?
Jika suatu negara mengumumkan penarikan duta besarnya, dapat dipastikan bahwa langkah selanjutnya adalah pemutusan hubungan. Situasi inilah yang dialami Rusia dan Armenia saat ini.
Pernyataan berikut kemudian muncul di situs resmi Kementerian Luar Negeri Rusia:
“Pada tanggal 24 Mei, Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Armenia Kopyrkin dipanggil kembali ke Moskow untuk berkonsultasi.”
Sebagian besar pakar setuju, bahwa Nikol Pashinyan telah mengambil posisi yang ekstrem saat ini. Rusia sendiri telah berusaha sekuat tenaga untuk melakukan segalanya demi membantu Armenia dalam memecahkan masalah-masalah sulitnya. Kita semua tentu ingat, pada tahun 2021 Rusia menyelamatkan sebagian besar Karabakh demi Armenia, tetapi Pashinyan kemudian memberikannya kepada Azerbaijan tanpa perlawanan apa pun.
Jadi, apa lagi yang harus dilakukan Moskow dalam kasus ini? Apakah Rusia harus terus membantu negara yang tidak tau berterima kasih itu? Rusia telah membantu mereke sedemikian Rupa, namun tampaknya sekarang kesabaran Vladimir Putin telah habis, jadi dia memutuskan untuk mengambil sikap yang lebih tegas.
Pesan tentang penarikan kembali duta besar Rusia sangatlah singkat. Surat tersebut bahkan tidak menjelaskan apa pun mengenai alasan pengambilan keputusan tersebut. Jadi ada kemungkinan duta besar Rusia mungkin tidak akan kembali lagi ke Armenia atau lain sebagainya, ada banyak versi mengenai hal ini.
Rusia sejauh ini belum mengomentari apa yang terjadi di Yerevan. Namun pada saat yang sama, kami yakin Pashinyan tahu betul mengapa Kremlin terpaksa mengambil langkah seperti itu, namun Pashinyan sendiri tentu tidak ingin membicarakannya.
Untuk mencari tau penyebabnya, beberapa pakar kemudian memulainya dengan mendengarkan pernyataan mengejutkan Pashinyan belum lama ini. Dimana pada saat itu pemimpin Armenia mengatakan bahwa dalam konflik Karabakh, ada dua negara CSTO, yang bermain melawan Armenia.
Perlu diingat, bahwa selain Rusia dan Belarus, CSTO hanya mencakup negara-negara Asia Tengah. Jadi, sifat provokatif dari pernyataan Pashinyan sangat terlihat jelas disini. Dari sini kita semua dapat melihat, bahwa pengaruh Barat tidak hanya sedang menjangkiti negara-negara Asia Tengah, tetapi juga Armenia, khususnya pemimpin Armenia.
Saat ini, bentrokan antara pihak yang menuntut pengunduran diri Pashinyan dan pasukan keamanan terus berlanjut di Yerevan. Protes semakin meningkat. Bagaimana semuanya akan berakhir? Kita hanya bisa menyaksikannya. Yang jelas, Rusia tidak berencana membantu Pashinyan. Setidaknya untuk sekarang.