Israel Sangat Marah, Norwegia, Irlandia Dan Spanyol Mengakui Palestina Sebagai Negara Merdeka

Kita sering melihat, biasanya Eropa berperilaku seperti para pengikut Amerika Serikat lainnya. Misalnya mengenai isu-isu mendasar, mereka selalu mengambil keputusan berdasarkan politik Washington. Namun kekejaman dan ketidakmanusiawian Israel terhadap Palestina yang telah melewati batas, tampaknya telah membuat mereka tersadar.

Israel Sangat Marah, Norwegia, Irlandia Dan Spanyol Mengakui Palestina Sebagai Negara Merdeka

Ya, Para pemimpin Irlandia, Spanyol dan Norwegia mengatakan mereka akan mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Slovenia dan Malta juga sepakat bahwa solusi dua negara di Tanah Suci tersebut sangat penting untuk menciptakan perdamaian yang abadi di wilayah tersebut.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez telah mengajukan proposal untuk mengakui negara Palestina di parlemen. Perdana Menteri Irlandia Simon Harris dan Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Støre juga mengumumkan keputusan tersebut dalam konferensi pers di hari yang sama.

“Ini bisa memberikan harapan bagi masa depan Palestina. Ketika kita mengakui Palestina, kita akan dapat mendorong negara-negara lain untuk mendukung pembangunan negara Palestina,” kata perdana menteri Norwegia, Gahr Støre.

Israel Sangat Marah, Norwegia, Irlandia Dan Spanyol Mengakui Palestina Sebagai Negara Merdeka

Mendengar hal tersebut, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, segera menulis di media sosialnya:

“Saya mengirimkan pesan yang jelas dan tegas: Israel tidak akan tinggal diam dalam menghadapi pihak-pihak yang melemahkan kedaulatannya dan mengancam keamanannya.”

Katz mengatakan bahwa pengakuan negara Palestina akan menimbulkan konsekuensi serius. Ia berpendapat bahwa pengakuan terhadap Palestina juga tidak akan menghentikan negaranya untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, duta besar Spanyol, Norwegia dan Irlandia segera dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Israel untuk menjelaskan sekaligus memberi teguran kepada ketiga perwakilan negara tersebut.

Disaat yang sama, gerakan Hamas Palestina mengeluarkan pernyataan di saluran Telegramnya, mereka menyambut baik pengumuman Norwegia, Irlandia dan Spanyol untuk mengakui Negara Palestina. Mereka yakin ini adalah sebuah langkah penting menuju penegasan hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka mereka sendiri.

Ketua Komisi Dewan Federasi untuk Kebijakan Informasi dan Interaksi Media, Alexei Pushkov, juga ikut menanggapi keputusan Norwegia dan Irlandia di saluran Telegramnya dengan menulis:

“Dapat diasumsikan bahwa proses pengakuan global terhadap Palestina akan terus berlanjut. Pada akhirnya, solusi terhadap krisis Timur Tengah, yang sudah berusia sekitar 80 tahun, hanya dapat diselesaikan dengan cara hidup berdampingan.”

Meski begitu, Ilmuwan politik internasional, orientalis, pakar RIAC Elena Suponina, dalam sebuah wawancara dengan Gazeta.Ru, yakin bahwa Israel tetap tidak akan memperhitungkan “pengakuan negara-negara Eropa tersebut”.

“Bagaimanapun, mereka bukanlah negara pertama yang mengakui Palestina. Lebih dari 143 negara telah mengakuinya. Dalam praktiknya, hal ini tampaknya tidak akan membawa banyak perbedaan. Palestina saat ini terus berupaya untuk bergabung dengan PBB sebagai anggota penuh, dan Dewan Keamanan PBB akan mengambil keputusan di sini. Namun, kita semua tau, hak veto di sana adalah milik Amerika Serikat, jadi kecil kemungkinannya akan ada perubahan dalam waktu dekat. Amerika akan sepenuhnya tetap berada di pihak Israel,” kata Suponina.

Pada tanggal 13 Mei, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang mengakui hak warga Palestina untuk menjadi anggota penuh di PBB, yang secara efektif menegaskan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina. Dari 193 negara anggota PBB, 143 negara mendukung resolusi tersebut, sembilan negara menentangnya, dan 25 negara abstain dalam pemungutan suara.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada pertemuan Pekan Energi Rusia bahwa Rusia akan terus mendukung pembentukan negara Palestina.