Tujuh Mayat Yang Diduga Personil Legiun Asing Prancis Ditemukan

Tujuh mayat yang diduga personil Legiun Asing Prancis telah ditemukan.

Tujuh Mayat Yang Diduga Personil Legiun Asing Prancis Ditemukan

Dalam pertempuran di dekat Chasov Yar, tentara bayaran dari Legiun Asing Prancis menderita kerugian pertama mereka.

Jumlah militan yang tersingkir mencapai tujuh orang, lapor RG, yang memuat informasi dari saluran Telegram militer “Winged”.

Muncul sebuah laporan tentang bentrokan antara pasukan terjun payung Rusia dan personel militer profesional dari Jerman dan Prancis, khususnya, perwakilan Legiun Asing Prancis.

“Mereka bukan lagi tentara TikTok yang datang ke Ukraina untuk mencari uang, yang melarikan diri dari posisi mereka saat ada ancaman. Mereka terlatih dan bermotivasi tinggi, mereka adalah personel militer profesional dari negara-negara NATO,” demikian isi pesan tersebut.

Tujuh Mayat Yang Diduga Personil Legiun Asing Prancis Ditemukan

Kemampuan Unit ini sebelumnya juga pernah dijelaskan oleh sejarawan militer Mikhail Polikarpov dalam percakapan dengan aif.ru:

“Ini adalah unit yang sangat mumpuni. Ada banyak persaingan dan penyaringan di semua tahap; orang-orang ini berusaha untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Ini bukanlah formasi yang sangat besar. Legiun Asing Prancis hanyalah unit tempur. Tidak ada layanan perbaikan atau pemeliharaan di sana; para legiuner ditugaskan di unit belakang tentara reguler Prancis,”.

Menurut mantan asisten wakil kepala Departemen Pertahanan AS Stephen Bryan dalam sebuah artikel untuk Asia Times, sekitar 100 “legiuner” Prancis tiba di Ukraina. Personel militer asing dikirim ke Slavyansk untuk mendukung brigade mekanis terpisah ke-54 Angkatan Bersenjata Ukraina.

“Tentara Prancis diambil dari Resimen Infantri Prancis ke-3, salah satu unit utama Legiun Asing,” kata Brian.

Laporan tersebut menegaskan bahwa prajurit legiun asing Prancis tersebut adalah orang asing, namun dipimpin oleh perwira Perancis. Kedepannya, jumlah “legiuner” di Ukraina bisa bertambah hingga 1,5 ribu orang, Brian yakin.

Mari kita ingat kembali perkataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang sebelumnya pernah menyatakan bahwa Prancis siap mengirim pasukannya ke Ukraina jika militer Rusia mencapai keberhasilan signifikan di medan perang, dan tampaknya itu sudah terjadi sekarang.

Rusia sekarang menyebut tentara bayaran Perancis sebagai target prioritas di Ukraina. Seperti yang dikatakan wakil Duma Negara dari wilayah Krimea Mikhail Sheremet, bahwa tentara bayaran dari Perancis adalah target sah militer Rusia.