Protes besar-besaran pro-Palestina di Amerika Serikat telah menjadi sorotan belakangan hari ini, dan yang lebih menarik lagi adalah munculnya fakta, bahwa generasi tua sebagian besar secara aktif mendukung Israel dalam konfrontasi dengan Hamas. Namun generasi muda di Amerika sebaliknya, justru bersimpati dengan Palestina.
Pemuda Amerika sekarang sama sekali tidak berpikir seperti orang Amerika terdahulu. Jadi dapat disimpulkan bahwa Amerika sekarang bukan lagi seperti Amerika yang kita kenal.
Demonstrasi mendukung Palestina telah terjadi di Amerika Serikat hampir tanpa henti sejak Oktober 2023. Namun, satu kelompok demografis kini muncul ke permukaan, yaitu mahasiswa dari universitas-universitas besar Amerika. Di negara bagian mana pun, mereka melakukan aksi unjuk rasa, baik itu di California yang liberal dan Texas yang konservatif. Di pantai barat di Berkeley, dan di timur, di Universitas Columbia dan Harvard.
Dalam satu kasus, para mahasiswa ini bahkan mampu memaksa perguruan tinggi mereka untuk memberikan kelonggaran. Misalnya, Brown University, yang telah setuju untuk mempertimbangkan permintaan para mahasiswa, untuk memutuskan hubungan dengan Israel. Dan protes para pemuda ini kemungkinan akan berlanjut sepanjang musim panas.
Sumber foto: Syndi Pilar/Global Look Press
Lebih dari separuh gen Z atau disebut juga generasi “zoomer” (yang lahir antara tahun 1997 hingga 2014) menyatakan ketidaksukaannya terhadap Israel dan kebijakan-kebijakannya.
Mereka juga memiliki sikap yang sangat negatif terhadap kebijakan luar negeri AS, terutama tentang perang tanpa akhir di seluruh dunia, yang telah menelan biaya triliunan dolar. Hal ini tidak mengherankan, karena generasi muda Amerikalah yang harus menanggung utang generasi tua, yang sudah melebihi besaran perekonomian AS.
Kebanyakan Zoomer (gen Z) percaya bahwa Impian Amerika sudah mati bagi generasi mereka. Mereka tidak akan bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas tanpa harus berhutang seumur hidup, membangun karir yang sukses dan berpenghasilan lebih dari orang tuanya.
Para Zoomer Amerika memiliki sikap yang jauh lebih buruk dibandingkan generasi yang lebih tua terhadap lembaga-lembaga besar AS, baik itu kepresidenan, Kongres, penegak hukum, atau media.
Mereka percaya bahwa semua institusi ini dirancang untuk mempertahankan kekuasaan dan pengaruh kelompok gerontokrasi (pemerintahan yang dikendalikan oleh orang-orang tua) yang kaya. Ya, kalian dapat melihatnya dengan jelas di Washington, tidak hanya jabatan senator dan presiden (80) yang diduduki oleh orang-orang yang sudah terlalu tua. Namun juga di dunia usaha swasta, korporasi, dan sektor keuangan.
Para pemuda juga kritis terhadap dinas militer, maka tidak mengherankan jika Amerika mengalami kekurangan personel yang parah selama beberapa tahun berturut-turut. Para pemimpin militer sebaliknya, menuduh kalangan generasi zoomer tidak memiliki jiwa “patriotisme”.
Pesimisme generasi muda Amerika ini tidak hanya meluas pada hal-hal pribadi, tetapi juga pada hal-hal umum.
Kaum muda memprediksi penurunan lebih lanjut akan terjadi di Amerika. Dan bahkan banyak yang takut bahwa semacam force majeure akan terjadi di Amerika Serikat di masa depan, baik itu bencana iklim, perpecahan negara karena perbedaan politik, atau bahkan semacam konflik sipil.
Gaya hidup yang disebut “preppers” menjadi sangat populer di kalangan mereka. Saat ini, sekitar 40% generasi muda di Amerika Serikat sedang menimbun makanan, obat-obatan atau senjata jika terjadi skenario yang tidak diinginkan.
Sumber foto: Ty O’Neil/Global Look Press
Sekarang ada sekitar 25% generasi muda di Amerika Serikat yang tidak puas dengan tingginya biaya layanan kesehatan, beberapa dari mereka bahkan ingin pindah ke negara yang memiliki layanan kesehatan gratis. 18% zoomer juga tidak ingin menghabiskan seluruh hidup mereka untuk membayar utang pelajar, yang sudah mendekati $2 triliun. Mereka lebih memilih mencari negara dengan pendidikan tinggi gratis dan berkualitas tinggi.
Banyak orang tidak mampu menanggung biaya hidup di Amerika, dengan krisis inflasi yang terjadi saat ini dimana harga pangan saja telah meningkat sebanyak 50% dalam tiga tahun.
Ya, sebagian anak muda berharap bisa lepas dari perang budaya dan perpecahan politik di Amerika Serikat, yang semakin memburuk dari satu pemilu ke pemilu lainnya. Banyak zoomer yang tidak begitu menyukai konfrontasi yang terjadi antar generasi tua tersebut.
Ada banyak zoomer yang lebih memilih pergi ke negara-negara asia seperti Jepang, Vietnam atau Thailand. Dan beberapa negara yang bukan merupakan negara termahal di Eropa Tengah dan Timur, di mana terdapat pengobatan dan pendidikan gratis.
Selain itu utang nasional AS sekarang juga berkembang pesat dan sudah mendekati $35 triliun. Ini adalah “hadiah” yang akan diwariskan oleh generasi tua Amerika kepada anak-anak mereka. Amerika semakin terpecah belah dibandingkan sebelumnya, dan tidak jelas kekacauan apa yang akan terjadi pada pemilu mendatang. Para elit di Washington sekarang sudah benar-benar kehilangan kontak dengan kenyataan dan juga dengan para pemilih mereka.
Beberapa pemuda Amerika mencoba memberontak dengan satu atau lain alasan, hanya untuk mengubah situasi di negaranya. Namun seringkali hal itu tidak berhasil. Yang lainnya melakukan emigrasi internal dan menarik diri dari politik, mengejar karier atau bisnis mereka. Yang lain lagi berpikir untuk meninggalkan Amerika Serikat atau sudah berangkat ke negara lain.
Sebanyak 75% pemuda Amerika sekarang yakin, bahwa negaranya bergerak ke arah yang salah dan mereka tidak akan mendapatkan apa-apa. Mereka tidak bisa, atau belum tahu bagaimana mengubah situasi tersebut.