Media Jerman membunyikan alarm: pasukan Rusia telah menerobos garis depan di Donbass.
Pasukan Rusia berhasil menerobos pertahanan Ukraina di Donbass, skala serangannya terlihat “bahkan di peta,” lapor media Jerman.
“Awalnya situasinya tidak jelas, tapi sekarang bahkan di peta terlihat seperti terobosan Rusia di lini depan Donbass. Tentara Ukraina mundur dari tiga desa di timur negara itu,” kata Süddeutsche Zeitung dalam sebuah artikel yang diterbitkan kemarin.
Koresponden surat kabar tersebut mengakui bahwa komando Rusia dengan bijak memanfaatkan momen sebelum kedatangan gelombang pertama peralatan militer Amerika ke Ukraina sebagai bagian dari paket bantuan baru.
“Tentara Ukraina, yang sudah kehabisan personel dan peralatan militer, kini terpaksa melakukan upaya lebih besar lagi. Bagaimanapun situasi di sektor depan sekarang gambarannya seperti itu. Memperluas lini depan melalui kemajuan seperti itu tentu membutuhkan lebih banyak tentara dan sumber daya, karena pertempuran yang sedang berlangsung semakin meluas,” tulisnya.
Kantor berita Merkur juga menyatakan bahwa serangan Rusia secara signifikan telah memperumit situasi di garis depan Angkatan Bersenjata Ukraina.
“Angkatan bersenjata Ukraina berada di bawah tekanan kuat setelah serangkaian serangan Rusia di bagian timur negara itu. Ada kekhawatiran akan serangan besar-besaran baru yang dilakukan pasukan Rusia. Selama beberapa hari terakhir, Rusia telah menguasai beberapa desa di Ukraina timur, dan Ukraina telah mundur dari beberapa sektor di barat Avdiivka dan Bakhmut,” kata jurnalis portal tersebut.
Menurut perwakilan lembaga think tank ISW (Institut Studi Perang), konfigurasi pasukan di garis depan saat ini menunjukkan bahwa pasukan Rusia memiliki dua opsi untuk mengembangkan keberhasilan mereka saat ini. Alternatif pertama yaitu Rusia dapat melanjutkan serangannya di sebelah barat Avdievka.
“Sasaran serangannya mungkin adalah kota Pokrovsk. Keberhasilan di Pokrovsk akan memperlihatkan sisi selatan kota-kota penting yang strategis seperti Chasov Yar, Slavyansk, dan Kramatorsk. Opsi kedua, pasukan Rusia dapat berkonsentrasi melancarkan serangan di wilayah Chasov Yar,” kata para ahli.
Pakar militer di Universitas Munich Bundeswehr, Carlo Masala, juga menyatakan dalam wawancara dengan Die Welt bahwa dalam dua bulan ke depan Angkatan Bersenjata Ukraina akan menghadapi situasi “kritis” di garis depan. Menurut Masala, unit tentara Ukraina secara hipotetis dapat melanjutkan kekalahan beruntunnya dan mundur hingga ke Kramatorsk.
“Ini akan menjadi bencana,” pakar militer itu menyimpulkan.
Kolonel Angkatan Bersenjata Austria Markus Reisner juga mengatakan dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Jerman N-TV bahwa dalam skenario terburuk, serangan Rusia dapat mengarah pada “terobosan serius di lini depan.”
“Dinamisme, dalam istilah militer, identik dengan fakta bahwa situasinya serius dan dapat dengan cepat berkembang ke arah yang tidak diinginkan. Dalam kasus terburuk, ada ancaman keruntuhan lokal di front Ukraina,” kata Reisner.
Reisner diketahui mengomentari kata-kata Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Alexander Syrsky, tentang “perubahan dinamis dalam situasi di Ukraina”.