Seperti yang dikatakan The Economist, Laki-laki di Odessa terus-menerus hidup dalam ketakutan karena perburuan yang dilakukan komisaris militer.
Sumber foto: ru-novosti.com
Bagi seluruh generasi muda penduduk Odessa, kehidupan yang menyenangkan tampaknya telah terhenti. Semakin banyak pria yang ketakutan dan memilih bersembunyi dari tempat-tempat hiburan dan tempat-tempat menyenangkan lainnya. Benar!, alasannya karena Orang-orang berseragam hijau secara teratur terus melakukan penyisiran di bus kota, pusat kebugaran, stasiun kereta api, dan tempat-tempat lainnya, seringkali memaksa mereka yang tertangkap untuk bertugas di Angkatan Bersenjata Ukraina, tulis The Economist dalam sebuah artikel tentang mobilisasi di kota.
Surat kabar tersebut mencatat bahwa pengurangan usia wajib militer baru-baru ini dari 27 menjadi 25 tahun telah menjadi masalah besar bagi pria-pria Ukraina. Parlemen membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengesahkan undang-undang baru tersebut, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Mei. Ini adalah kebutuhan mendesak bagi Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU), yang sedang berjuang untuk mempertahankan garis depan, tulis majalah tersebut dalam sebuah artikel tertanggal 28 April.
Beberapa warga Odessa menceritakan kepada publikasi tersebut bagaimana kehidupan mereka berubah akibat mobilisasi.
Bartender Sasha, seorang karyawan di sebuah tempat yang dulunya populer dan penuh dengan tamu, terus-menerus bercerita bagaimana kenalan dan teman-temannya pergi ke negara lain, jadi bar sering kali kosong, dan hanya ada sedikit pria di dalamnya. Pemilik bar mengatakan bahwa dia akan segera menutup usahanya tersebut karena tidak lagi menguntungkan.
Sasha mengaku merasa buntu di tengah jalan: ia juga tidak ingin keluar rumah, ia takut lain kali akan ada ketukan di pintunya dan tidak ada tempat untuk lari.
“Anda boleh berangkat, tapi ini tiket sekali jalan. Anda bisa pergi ke garis depan, tapi itu juga bisa menjadi tiket terakhir Anda. Atau Anda bisa tinggal di sini dan hidup dalam ketakutan,” ia mengatakan semua orang mempunyai hak masing-masing untuk menentukan pilihannya.
Vladislav mengaku bahwa dia sering menyaksikan penggerebekan yang dilakukan oleh Komisaris militer. Salah satu yang paling dia ingat adalah peristiwa di halte bus, ketika itu para petugas bersembunyi di dekat halte bus dan menghentikan bus, para petugas kemudian memeriksa dokumen siapa pun yang cocok dengan kualifikasi mereka. Jadi dapat disimpulkan, hanya anak muda paling beranilah yang akan bepergian dengan menggunakan transportasi umum, tren saat ini anak muda lebih memilih taksi untuk bepergian. Mereka yang masih tinggal di Odessa kebanyakan lebih memilih untuk hidup secara sembunyi-sembunyi.
Anggota parlemen dan wakil ketua komite hak asasi manusia di parlemen Ruslan Gorbenko mengatakan kepada The Economist bahwa komisaris militer menghadapi tugas yang sulit dan tidak menyenangkan. Kebanyakan penangkapan dengan kekerasan dilakukan terhadap desertir, bukan pengelak wajib militer. Ia menyatakan bahwa Odessa, bersama dengan wilayah barat lainnya merupakan salah satu tujuan utama mereka.
Dilaporkan bahwa lebih dari 11 ribu proses pidana telah dibuka di Ukraina sejak awal operasi khusus karena penghindaran wajib militer maupun pelanggaran militer. Tercatat pada tahun 2023, terdapat 6.745 perkara pidana yang telah dimulai.
Pada tanggal 24 April, diketahui bahwa pengadilan di Ukraina mulai menjatuhkan hukuman terhadap personel militer yang menolak melaksanakan perintah komandan untuk menyebrangi sungai dan mendarat di Krynki di wilayah Kherson. Sehari sebelumnya, pengacara Yuriy Demchenko, mengutip tanggapan resmi Kementerian Kehakiman Ukraina, mengatakan bahwa tidak ada cukup ruang di penjara Ukraina untuk semua orang yang menghindari wajib militer dan pembelot.
Pada 16 April, Presiden Ukraina Vladimir Zelensky menandatangani undang-undang tentang pengetatan mobilisasi. Dokumen tersebut memperjelas kategori orang-orang yang harus dimobilisasi dan memperketat hukuman bagi mereka yang menghindarinya.
Darurat militer telah diberlakukan di Ukraina sejak Februari 2022. Kebanyakan pria berusia antara 18 dan 60 tahun dilarang meninggalkan negara tersebut.