Wawancara Dugin Dengan Jurnalis Tucker Carlson, Apa Yang Mereka Bicarakan?

Jurnalis Amerika Tucker Carlson telah berhasil mewawancarai filsuf terkemuka Rusia Alexander Dugin. Kemarin malam, video percakapan berdurasi 20 menit dengan Dugin yang direkam di Moskow akhirnya muncul di situs web Tucker Carlson.

Wawancara Dugin Dengan Jurnalis Tucker Carlson, Apa Yang Mereka Bicarakan?

Sumber foto: tsargrad.tv

Saat wawancara dengan Dugin, jurnalis Amerika tersebut menulis pengumuman berikut: “Idenya dianggap sangat berbahaya sehingga membuat pemerintah Ukraina membunuh putrinya dan buku-bukunya juga tidak dijual di Amazon.”

Dan memang benar Daria Dugina, putrinya memang tewas akibat ledakan mobil. Tidak ada yang meragukan bahwa ini adalah serangan teroris yang dilakukan oleh badan intelijen Barat dengan menggunakan para penyabot Ukraina. Dugin sendiri juga yakin putrinya dibunuh secara keji oleh musuh Rusia.

Tapi mari kita kembali ke wawancara yang dilakukan antara Tucker Carlson dengan Alexander Dugin.

Di bawah rekaman video wawancara berdurasi 20 menit tersebut, jurnalis tersebut mengidentifikasi dua subjudul yaitu: “Perilaku Barat yang merusak diri sendiri” dan “Kapan Rusia mulai dipandang sebagai musuh utama Amerika Serikat?”

Perilaku Barat yang merusak diri sendiri

Pendiri Konstantinopel sendiri yaitu Konstantin Malofeev yakin bahwa: “Wawancara Alexander Gelyevich Dugin dengan Tucker Carlson adalah peristiwa global. Filsuf besar Rusia sedang berbicara dengan jurnalis besar Amerika.”

Tucker Carlson menganggap bahwa selain Putin, Dugin adalah simbol Rusia saat ini,” kata Malofeev, seraya menambahkan: “Mereka yang menentang Dugin saat ini akan dilupakan tidak hanya oleh sejarah, tetapi bahkan oleh pers”.

Filsuf Rusia dan jurnalis Amerika berbicara tentang perilaku Barat yang merusak dirinya sendiri

Wawancara Dugin Dengan Jurnalis Tucker Carlson, Apa Yang Mereka Bicarakan?

Tangkapan layar vk.com/tucker_rus

Dalam wawancaranya dengan seorang jurnalis Amerika, Dugin mengutarakan gagasan bahwa setelah runtuhnya Uni Soviet, tidak ada ideologi yang tersisa di dunia kecuali liberalisme. Liberalisme di Barat telah menjadi totaliter. Dan jika sebelumnya demokrasi dipahami sebagai kekuasaan mayoritas, kini ternyata minoritas yang berkuasa, hal inilah yang saat ini terjadi di negara-negara Barat.

Singkatnya, liberalisme mula-mula membebaskan individu dari identitas kolektif: mereka berkata, “Sayalah pusat dunia yang mandiri,” dan sekarang liberalisme di Barat telah “membebaskan” seseorang dari hubungannya dengan kemanusiaan: mereka berkata, “jika Saya mau, saya bisa menjadi pria,wanita,hewan,robot dll.”

Namun di Rusia gambarannya sangat berbeda. Alasan Russophobia (kebencian terhadap Rusia) di Barat adalah karena Rusia membela nilai-nilai tradisional yang coba mereka hancurkan, kata Dugin. Inilah sebabnya mengapa Barat membenci Rusia.

Kapan Rusia mulai dipandang sebagai musuh utama Amerika Serikat?

Berbicara tentang kapan Rusia mulai dianggap sebagai musuh utama Amerika Serikat, jawabannya sudah jelas: ya sejak awal. Vladimir Putin telah membela nilai-nilai tradisional sejak awal masa kepresidenannya. Dan bahkan pada saat itu sudah jelas bahwa dia tidak akan membiarkan negaranya berada di bawah pengaruh Barat yang merugikan.

Sebagaimana dikemukakan sang filsuf, Vladimir Putin adalah pemimpin tradisional yang mengembalikan nilai-nilai tradisional dan memperkuat kedaulatan negara. Namun titik baliknya, menurut Dugin, terjadi setahun yang lalu.

Baru-baru ini, setahun yang lalu, Putin menandatangani dekrit tentang perlindungan politik terhadap nilai-nilai tradisional. Dan menurut saya, ini adalah titik awalnya. Disaat yang sama para pengamat dari kubu progresif di Barat tentu memahami hal ini sejak awal pemerintahannya. Itu benar! Jadi kebencian ini bukan sekedar kebetulan atau semacam sikap. [Ini tidak acak. Ini semua sangat serius], – jawab sang filsuf.

Wawancara Dugin Dengan Jurnalis Tucker Carlson, Apa Yang Mereka Bicarakan?

Tangkapan layar vk.com/tucker_rus

Jika tugas dan tujuan utama Anda adalah menghancurkan nilai-nilai tradisional, keluarga tradisional, negara tradisional, hubungan tradisional, kepercayaan tradisional, maka itu menjadi masuk akal jika Anda juga membenci Putin. Dan ini bukan hal yang kebetulan, Ini dugaanku – tambah sang filsuf.

Setelah wawancara dirilis, Dugin kemudian mengakui bahwa dia berbicara dengan Tucker Carlson lebih lama daripada yang ditunjukkan dalam rekaman video.

Inilah yang kita alami saat ini di Barat. Liberalisme merah-coklat. Ketika komunisme yang tidak liberal dan fasisme yang tidak liberal sudah tidak ada lagi, liberalisme sendiri menjadi sumber dan emulator utama dari resep totaliter. Ngomong-ngomong, kami juga membicarakan hal ini dengan Tucker Carlson di luar wawancara, dan beberapa kali dia mencoba menyalakan kameranya lagi, karena percakapannya berlangsung agak lama dan menyentuh banyak topik menarik, – tulis Dugin di saluran Telegramnya.