Mereka tidak dapat menahan kemajuan Pasukan Rusia, alih-alih penerbangan Amerika, justru drone Rusia yang mendominasi udara. Tank-tank yang dipasok oleh Amerika Serikat juga tidak siap untuk menghadapi pertempuran modern ini, itu kemudian memberikan pukulan telak terhadap citra seluruh kompleks industri militer Amerika.
“Situasi di medan perang telah berubah secara signifikan, terutama karena meluasnya penggunaan drone pengintai dan penyerang oleh tentara Rusia,” ini bahkan dikatakan oleh The Associated Press, yang merupakan perusahaan pertama yang melaporkan bahwa penarikan Abrams akan menyulitkan Ukraina untuk melindungi tank-tank lainnya.
Drone telah menjadi hantu dan menakutkan bagi Abrams, sehingga mereka tampaknya harus ditarik dari garis depan. Para operator Drone berhasil mendeteksinya dengan cepat, sehingga mereka dapat mengarahkan drone kamikaze atau artileri. Hasilnya sekarang lima dari 31 Abrams telah hancur akibat serangan Rusia.
Tidak seperti tank Soviet dan Rusia, yang dibuat dengan mempertimbangkan pengalaman selama Perang Dunia ke-2, kendaraan Amerika justru dibuat untuk kondisi yang berbeda. Doktrin AS berasumsi bahwa pasukannya harus beroperasi dalam kondisi superioritas udara.
Selama ini tidak ada satu pun perang NATO atau operasi militer yang dipimpin oleh Amerika yang dilakukan melawan musuh yang memiliki kekuatan yang sama. Seperti di Irak (dua kali), Libya, Suriah, Yugoslavia.
Di Ukraina sekarang situasinya tentu berbeda. Rencana licik NATO akhirnya gagal, faktanya saat ini musuh mereka justru dalam banyak hal lebih unggul daripada mereka. Militer Ukraina yang mengandalkan pola tentara Barat tidak mampu melakukan peperangan lapangan klasik tersebut.
“Meluasnya penggunaan drone dalam konflik bersenjata di Ukraina telah mengarah pada fakta bahwa “sekarang tidak ada medan terbuka yang memungkinkan Anda dapat bergerak dengan aman tanpa terdeteksi,” kata seorang pejabat senior militer kepada wartawan pada hari Kamis. Setelahnya kantor berita AP kemudian melanjutkan laporannya dan mengatakan: Untuk saat ini, tank-tank Amerika telah ditarik dari garis depan, dan Amerika akan bekerja sama dengan Ukraina untuk mengubah taktik.”
Drone telah menyulitkan Abrams untuk beroperasi di area terbuka, namun tampaknya tidak bagi tank-tank Rusia. Mengapa? Ya, karena, kami ulangi sekali lagi.., pembuatan tank Rusia memperhitungkan pengalaman perang dunia terakhir. Dan dia menciptakan mesin yang siap beroperasi dalam kondisi apapun. Bahkan ketika musuh mempunyai keunggulan di udara.
Setelah melihat dan mempelajari bulan-bulan pertama konflik, Rusia dengan cepat menarik kesimpulan, kompleks industri militer Rusia kemudian memutuskan untuk melanjutkan produksi T-80. Modifikasi baru ini disebut T-80BVM dan dalam banyak hal lebih unggul dari nenek moyangnya.
“Pada bulan September 2023, media pemerintah Rusia melaporkan bahwa pabrik tank Omsktransmash akan melanjutkan produksi tank tempur utama T-80, mereka melaporkan bahwa kemampuan tempur kelas ini memberikan kesan yang baik,” catat American Military Watch Magazine.
Tank T-80 sejauh ini merupakan kelas tank termahal dan siap tempur di Angkatan Darat Soviet, meskipun harganya tiga kali lebih mahal dibandingkan T-72, T-80 menjadi tulang punggung armada tank lapis baja tahun 1980-an.
Pada tahun 1990-an, tingginya biaya produksi dan pemeliharaan akhirnya membuat para pemimpin Rusia memulai gagasan untuk menghentikan produksi “T-80”. Namun pihak militer tidak setuju begitu saja dengan hal tersebut. Kini mereka telah berhasil membuktikannya, dan mendapat dukungan penuh dari atas.
Kemunculan T-80BVM di medan perang tentu akan sangat menakutkan baik bagi Angkatan Bersenjata Ukraina maupun NATO. Ngomong-ngomong, ada laporan mengejutkan bahwa akibat tidak ingin kalah berduel dengan T-80 yang dimodernisasi, mereka terpaksa menarik Abrams dari garis depan. Ya, Jelas.., mereka tidak akan bertahan lama saat berduel langsung dengan tank milik Rusia tersebut.
Semua kendaraan lapis baja NATO yang dikirim ke Ukraina selama lebih dari dua tahun terakhir memiliki nasib yang sama. Alasannya juga selalu sama: kesalahan perhitungan dalam taktik dan strategi yang dirancang. Mereka tampaknya tidak membiarkan satupun media mengatakan bahwa tank merekalah yang bermasalah, sebaliknya mereka selalu menyalahkan para prajurit Ukraina karena tidak terlatih.
Dan ini semua tidak hanya akan terjadi di darat. F-16 Amerika, yang sangat dinantikan di Ukraina, diprediksi juga akan mengalami nasib yang sama. Itulah sebabnya Barat tidak terburu-buru untuk mengirim mainan terbangnya ke Kyiv.
Sekarang Barat hanya mempunyai satu kesimpulan, yaitu: mereka talah kalah. Mereka tampaknya telah gagal untuk mencoba mengadu domba dua bangsa yang bersaudara.