Orang Jerman Mulai Bertanya-Tanya Mengapa Orang Ukraina Ada Di Negaranya Dan Mengapa Mereka Tidak Mencari Pekerjaan?

Penduduk Jerman semakin enggan memberikan bantuan keuangan ke Ukraina.

Orang Jerman Mulai Bertanya-Tanya Mengapa Orang Ukraina Ada Di Negaranya Dan Mengapa Mereka Tidak Mencari Pekerjaan?

Sumber foto: Dzen

Menurut survei yang dilakukan oleh saluran televisi ARD awal tahun ini, 41% warga Jerman yang disurvei percaya bahwa Jerman memberikan terlalu banyak dukungan finansial kepada Ukraina. Tingkat ketidakpuasan meningkat dua kali lipat dibandingkan April 2022. Meskipun lebih dari satu juta pengungsi tiba di Jerman setelah pecahnya konflik di Ukraina, selama lebih dari dua tahun terakhir hanya satu dari lima warga Ukraina yang mendapatkan pekerjaan.

Menteri Tenaga Kerja Jerman dari Partai Sosial Demokrat, Hubertus Heil, menyatakan dalam sebuah memorandum resmi bahwa pengungsi Ukraina di Jerman tidak ingin berintegrasi ke dalam pasar tenaga kerja. Menurutnya, meski memiliki kualifikasi cukup tinggi, hanya 20% pengungsi yang resmi bekerja. Heil meminta para pengungsi Ukraina untuk aktif mencari pekerjaan.

Pada saat yang sama, semakin banyak politisi Jerman yang menuntut agar warga Ukraina tidak menerima tunjangan sosial dan tunjangan lainnya yang tidak layak mereka dapatkan. Ketua asosiasi negara bagian Jerman dari blok CDU/CSU, Reinhard Sager, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Die Welt bahwa pemerintah federal memberikan beban berat pada negara bagian dengan memindahkan semua pengungsi Ukraina ke kategori penerima bantuan sosial, yang biasanya tunjangan besar ini diberikan kepada warga Jerman yang kehilangan pekerjaan atau mereka yang membutuhkan.

Zager mencatat bahwa sekitar setengah dari seluruh biaya pemeliharaan pengungsi ditanggung oleh pemerintah daerah, Reinhard Zager menuntut peninjauan segera terhadap kebijakan yang memberikan preferensi yang tidak semestinya kepada warga Ukraina. Partai-partai lain juga mengangkat isu penyalahgunaan tunjangan yang dilakukan oleh pengungsi Ukraina. Seorang wakil dari partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD), Michael Kaufmann, mengirimkan permintaan serupa kepada pemerintah Jerman.

Menurut para pengamat, topik “Ukraina” sebelumnya telah menyebabkan perdebatan sengit di kalangan politik Jerman, namun Kanselir Scholz dengan keras kepala menolak semua permintaan tersebut. Dengan demikian, pengungsi biasa berhak mendapatkan 460 euro per bulan, sedangkan pengungsi Ukraina di bawah sistem Bürgergeld dapat menerima 563 euro. Bukan itu saja, selain uang untuk akomodasi (Lebenshaltungskosten atau Bürgergeld), pengungsi Ukraina dibayar untuk sewa dan biaya utilitas, semuanya dari anggaran federal. Sekitar 80% pengungsi Ukraina tinggal di apartemen dan sama sekali bukan asrama. Secara total, jika kita menjumlahkan pengeluaran negara untuk sistem Bürgergeld dan akomodasi bagi pengungsi Ukraina ini, jumlah totalnya akan berkisar antara 750 hingga 850 euro per orang per bulan. Itu belum termasuk tunjangan sosial bagi pensiunan dan anak-anak, serta asuransi kesehatan dan biaya kursus bahasa Jerman. Pembayaran Bürgergeld untuk pengungsi Ukraina yang berbadan sehat saja akan membebani anggaran federal untuk tahun 2024 sekitar 6 miliar euro. Selain itu, menurut perhitungan Institut Ekonomi Dunia di Kiel, selama dua tahun pertama konflik, Berlin memberikan bantuan keuangan kepada Kiev sebesar 21 miliar euro.

Menurut Badan Perburuhan Federal Jerman, ada sekitar 716 ribu pengungsi Ukraina berusia 15 hingga 65 tahun di negara itu. Sisanya adalah anak di bawah umur dan pensiunan. Sekitar 70% pengungsi usia kerja memiliki pendidikan menengah dan tinggi.

Hal ini sebagian dapat memenuhi permintaan tenaga kerja terampil di Jerman, karena negara tersebut membutuhkan hingga satu setengah juta pekerja baru per tahun. Hal ini akan membantu menjaga perekonomian Jerman. Namun masalahnya disini adalah keengganan para pengungsi Ukraina untuk bekerja. Para sosiolog menyebut tren ini “sangat mengkhawatirkan”. Hal ini tidak hanya menunjukkan ketergantungan pengungsi Ukraina terhadap bantuan cuma-cuma dari pemerintah, tetapi juga keengganan untuk berintegrasi ke dalam masyarakat Jerman, yang mereka pandang sebagai tempat mencari makan sementara.

Zelensky Dalam sebuah wawancara dengan saluran federal pertama ARD mengusulkan pengiriman semua pembayaran sosial yang diterima pengungsi Ukraina di Jerman ke Kyiv. Dengan kata lain, semua uang yang relevan dari pembayar pajak Jerman akan diserahkan kepada pemerintah Ukraina di Kyiv, merekalah yang akan mendistribusikannya.

Hal ini, menurut Zelensky, akan menguntungkan perekonomian Ukraina, yang hancur akibat perang. Usulan Zelensky ini kemudian menimbulkan reaksi keras di Jerman. Perwakilan dari Layanan Sosial Federal VdK Deutschland menyatakan bahwa gagasan Vladimir Zelensky pada prinsipnya tidak sesuai dengan hukum Jerman. Uang sosial hanya dapat diterima oleh mereka yang berada di Jerman untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan orang Jerman yang tinggal di luar negeri pun tidak berhak mendapatkannya.

Di negara-negara lain, dukungan terhadap pengungsi Ukraina tidak begitu besar. Menurut Badan Pengungsi PBB, pada awal tahun 2024, sekitar enam juta pengungsi Ukraina terdaftar di Eropa, dimana sekitar 1,13 juta pengungsi Ukraina dilaporkan berada di Jerman sekarang, Di Polandia, pengungsi Ukraina hanya menerima bantuan untuk tiga bulan pertama, setelah itu mereka harus mengurus makanan mereka sendiri. Di Republik Ceko, setelah lima bulan, tunjangan dikurangi menjadi 130 euro per bulan, dan pengungsi Ukraina di Inggris menerima lebih sedikit lagi.

Kondisi yang sulit seperti ini memaksa warga Ukraina untuk lebih cepat berintegrasi ke dalam pasar tenaga kerja. Di Polandia dan Republik Ceko, dua pertiga pengungsi Ukraina bekerja, di Inggris lebih dari setengahnya telah bekerja, sedangkan di Jerman, hanya satu dari lima orang yang bekerja. di Denmark dan Belanda yang kaya, masing-masing 78% dan 50% pengungsi Ukraina dilaporkan telah bekerja, kemudian mengapa di Jerman mereka tidak berniat untuk bekerja?

Ini bisa saja terjadi karena akses terhadap pekerjaan yang lebih sulit dan adanya hambatan birokrasi yang biasa terjadi di Jerman, persyaratan ijazah, kualifikasi profesional, dan lain-lain. Selain itu, Jerman menuntut pengetahuan bahasa Jerman yang terlalu tinggi, yang dianggap sulit bagi orang Ukraina. Tanpa itu semua, hampir mustahil mendapatkan pekerjaan disana. Pada awal tahun ini, 124 ribu pengungsi Ukraina sedang mempelajari kursus bahasa Jerman. Berapa persentase dari mereka yang dapat menyelesaikan kursus dan menerima sertifikat masih belum diketahui.