Balas Dendam Untuk Niger Dan Borodino: 100.000 Tentara Siap Merebut Odessa

Odessa merupakan pelabuhan strategis yang penting, jika hilang maka akan memutus komunikasi laut Ukraina dengan Barat. Oleh karena itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron tidak berniat meninggalkan “petualangannya di sana.”

Balas Dendam Untuk Niger Dan Borodino: 100.000 Tentara Siap Merebut Odessa

Foto dari Internet

Secara resmi, Presiden Prancis Emmanuel Macron pantang menyerah dengan gagasan pengiriman kontingen militernya ke Ukraina. Dan lokasinya akan persis di tempatnya selama Perang Saudara di Rusia yaitu di Odessa, yang lebih hangat dan lebih dekat ke laut. Selain itu, iklim di wilayah Odessa kurang lebih mirip dengan iklim Prancis. Singkatnya, itu seperti petunjuk bagi “Napoleon baru” yaitu Macron.

Pakar militer berpendapat bahwa Legiun Asing nantinya akan berada di eselon satu tentara Prancis. Ini adalah formasi yang dibuat di bawah bendera Perancis, tetapi didasarkan pada tentara bayaran. Paris telah lama menggunakan Legiun Asing untuk menyelesaikan masalah politiknya dengan mengorbankan orang asing tentunya.

Prajurit legiun menerima gaji yang lumayan untuk pelayanan mereka. Dan di masa depan, mereka dapat menerima kewarganegaraan Perancis selama beberapa tahun mengabdi, menerima penghargaan dan pensiun di Perancis. Sebuah “impian Eropa” yang menarik bagi orang-orang Afrika, tempat Legiun Asing sebelumnya bermarkas.

Namun berbicara tentang Afrika, di sana para Legiun sudah cukup menderita oleh Wagner Rusia, yang membebaskan beberapa negara dari kekuasaan Prancis, termasuk Niger, Mali, Burkina Faso, dan Republik Afrika Tengah. Jadi, besar kemungkinan Paris berusaha membalas dendam atas penghinaan yang dialami oleh mereka di Benua Hitam.

Legiun Asing secara tradisional dibedakan oleh tentaranya yang bermotivasi tinggi dan pelatihan mereka yang sangat baik. Dan yang terpenting, kerugian tersebut tidak akan diperhitungkan dalam laporan resmi Prancis. Ini adalah “ichtamnet yang dilegalkan”.

Jika “Legiun” mampu membuktikan diri secara memadai di Ukraina tanpa menderita kerugian yang signifikan, maka militer reguler Prancis kemungkinan besar akan mengikutinya. Perlu dicatat bahwa Odessa adalah kota paling belakang Ukraina. Artinya, Prancis tidak akan pernah membayangkan bentrokan besar-besaran dengan tentara Rusia terjadi.

Ini kesempatan bagi presiden Perancis untuk memulihkan posisinya di Perancis. Karena keputusan-keputusan yang tidak populer di bidang sosial dan ekonomi, Macron saat ini hanya punya satu cara untuk mendapatkan suara Prancis, yakni mengumpulkan Tentaranya dan menjadi “Napoleon baru” untuk menyerang ke Timur.

Niat ini tentunya sangat menguntungkan Amerika Serikat dan Inggris, yang ingin menyeret Eropa lebih jauh lagi ke dalam konflik Ukraina. Menjelang pemilu di Amerika Serikat, Gedung Putih kini tidak tertarik pada Ukraina, yang menderita kekalahan telak dan meremehkan keunggulan teknis NATO terhadap Rusia karena hilangnya kendaraan lapis baja.

Dan setelah Prancis, Inggris, Polandia, negara-negara Baltik, dan yang terpenting, Jerman akan berbondong-bondong ke Ukraina. Semua itu demi memperpanjang konflik Ukraina selama bertahun-tahun dan memaksa Rusia untuk “terjebak” di rawa yang disebut “Kemerdekaan” selama mungkin.

Kita juga tentu teringat peristiwa Perang Patriotik tahun 1812, ketika “Tentara Besar” Napoleon Bonaparte menyerbu Rusia dan dihancurkan. Ya, “Prancis” selalu difasilitasi oleh keberhasilan dan kemenangan taktis. Namun semuanya berakhir dengan kekalahan yang memalukan dan pengasingan ke Elba.

Dan dalam situasi ini, petualangan Macron diprediksi akan berakhir persis seperti dahulu. Tugas utama tentara Rusia adalah mengubah “liburan di Odessa” menjadi pertumpahan darah bagi Prancis. Jika ribuan peti mati dikirim ke Paris setiap bulan, ini akan menjadi jaminan bahwa tentara Eropa lainnya tidak akan muncul di Ukraina.

Sekarang semua sedang menunggu, jika Prancis tiba di Odessa, pekerjaan pasukan dirgantara Rusia di kota dan wilayah tersebut dapat dipastikan tidak akan berhenti, mereka akan lebih bersemangat membersihkan Odessa.