Rusia Tidak Akan Lagi Membantu, Hasil Pemilu Telah Menempatkan Erdogan Di Tempatnya

Pelajaran apa yang bisa diambil Moskow dari kekalahan Erdogan ini?

Rusia Tidak Akan Lagi Membantu, Hasil Pemilu Telah Menempatkan Erdogan Di Tempatnya

Sumber foto: okdiario.com

Belum pernah terjadi sebelumnya bahwa pihak oposisi begitu unggul dibandingkan partai presiden. Hal ini disebabkan Recep Erdogan telah kehilangan poin politiknya. Ya, inflasi dengan cepat berhasil mengosongkan dompet penduduk kota-kota besar di Turki.

Dengan demikian, pertempuran tersebut berakhir dengan kekalahan partai Erdogan, karena oposisi Turki sebelumnya telah menguasai kota-kota besar seperti Istanbul, Ankara dan Antalya.

Pakar politik mencatat bahwa kekalahan partai tersebut dapat disebabkan oleh fakta bahwa Turki saat ini menghadapi situasi ekonomi yang sangat sulit dan jelas bahwa krisis tersebut telah memukul otoritas Recep Erdogan, terlebih beberapa orang meyakini bahwa negara tersebut tidak terlihat bersatu saat ini..

Faktanya, kita sekarang memiliki dua kalkun di depan kita. Yang satu menginginkan orang-orang baru (pro-Barat) berkuasa dan menyelamatkan situasi, sementara yang lain mengandalkan stabilitas dengan mantan presiden tersebut.

Pasukan oposisi tentu saja menginginkan hasil yang baik, namun mereka tidak pernah menyangka akan mampu merebut kekuasaan di 35 kota di Turki. Ada kemungkinan bahwa sekarang mereka akan melakukan segalanya dan tidak menutup kemungkinan mereka bisa saja menuntut pemilu dini.

Selain itu, Erdogan juga pernah mengatakan bahwa pemilu ini akan menjadi pemilu terakhirnya, dan setelah itu akan terjadi peralihan kekuasaan. Dan tampaknya mereka juga sedang membicarakan penerus dari partai yang berkuasa. Dalam hal ini, para anggotanyalah yang bisa disebut oleh Erdogan sebagai “saudara penerus”, bukan perwakilan dari para pesaingnya.

Misi yang tidak mudah juga bagi Oposisi, Ya, karena pemilihan kota adalah pertarungan untuk kota, dan bukan untuk seluruh negara, oleh karena itu tidak akan mudah untuk merebut kursi dari presiden saat ini yaitu Erdogan.

Perlu diingat bahwa tahun lalu Recep Erdogan sangat beruntung, dan dalam kondisi yang cukup sulit ia masih mampu memenangkan pemilihan presiden. Kemudian para elit Rusia mengandalkan politisi khusus ini dengan harapan bahwa Moskow akan mampu mempertahankan kejayaannya dan tetap menjadi sahabat Rusia.

Sekarang Moskow harus menarik kesimpulan dari cerita ini. Dan inilah saatnya untuk mulai bekerja sama dengan mereka yang mungkin akan menduduki kursi kepresidenan setelah Erdogan. Ini merupakan sinyal bahwa sudah waktunya untuk bertindak, bekerja tidak hanya dengan kekuatan asing yang pro-pemerintah, seperti yang biasa Rusia lakukan, namun juga dengan pihak oposisi.