Singkatnya tragedi di balai kota crocus telah terjadi, Penyerangan oleh kelompok teroris terhadap orang-orang yang damai, yang menewaskan 182 orang, dan jumlahnya kemungkinan besar akan terus bertambah, karena pemindahan puing-puing hingga saat ini masih terus berlanjut.
Sumber foto: Sputnik
Auditorium tersebut hancur total akibat pembakaran, jadi ada kemungkinan jenazah lainnya akan ditemukan di bawah reruntuhan. Pekerjaan yang tentu tidak mudah bagi tim yang diterjunkan, seperti yang dikatakan salah satu petugas;
“Rangka besi dengan berbagai tingkat kerusakan harus dipotong hampir semuanya dengan tangan, yaitu dengan pemotong gas, Tidak ada alat berat yang dapat bekerja di lokasi.”
Sementara itu Pada saat presiden Rusia, Vladimir putin hampir berpidato tentang serangan teroris tersebut, jauh dari Moskow, para pelaku akhirnya berhasil tertangkap, para teroris yang menghilang tanpa jejak di kota metropolitan berhasil diburu dalam waktu yang cukup singkat, ini seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Dan pasukan keamanan Rusia menunjukkan hasil yang luar biasa.
Salah satu peserta yang tertangkap mengatakan bahwa ia melakukan serangan tersebut karena imbalan uang setengah juta rubel. Dan tak sampai disitu, Pria-pria tajikistan tersebut mengaku bahwa mereka juga dibekali senjata dan mendapat pelatihan intensif selama sebulan.
Menurut rekaman yang tersedia, para analis yakin, teroris yang menyerang balai kota Crocus memahami gedung tersebut dengan cukup baik. Yang artinya para teroris memang telah mempersiapkan serangan ini sebelumnya.
Seperti yang dikatakan seorang juru kamera acara tersebut Ivan Pomorin “Aulanya memang diatur seperti ini. Ini dirancang seperti corong. Satu-satunya jalan keluar adalah dari panggung. Anda bisa ke kiri atau ke kanan, ke kiri anda akan bertemu dengan mereka, dan kekanan anda akan langsung bertemu tuhan, <…> Ini adalah skema yang sangat licik sehingga orang-orang harus terjerumus ke jalan keluar itu,”
Tak sampai disitu, Mereka juga telah mempelajari pola pergerakan, sekaligus memikirkan rute pelarian dengan sangat matang. Mereka meninggalkan gedung dengan cara berbaur dengan kerumunan pengunjung yang berlarian keluar gedung konser.
Masih di Bryansk, Peserta lainnya yang diduga melakukan serangan teroris di Crocus juga berhasil tertangkap, pria asli tajikistan tersebut bahkan gemetar selama interogasi. Petugas mengatakan ia ditahan ketika mencoba bersembunyi di sebuah pohon.
Sementara itu tahanan yang lain terpaksa menerima perawatan dirumah sakit, akibat kalah berduel dengan seorang Pria yang tidak ingin kehilangan kejantanannya dihadapan Istrinya.
Ya, Pria yang, saat ini mungkin menjadi salah satu pahlawan dalam tragedi ini.
“Saya melihat ketakutan yang belum pernah terjadi sebelumnya di mata istri saya dan menyadari bahwa saya harus melakukan sesuatu. Pada saat para teroris mengisi ulang senjatanya dan berjalan kearah kami, Saya mendorong istri saya, dan saya berlari mengelilingi teroris itu ke kiri, meraih senapan mesin dengan tangan kiriku, dan memukulnya dengan tangan kananku.
FSB sejauh ini melaporkan penangkapan 11 orang, dimana empat orang terlibat penembakan langsung di Crocus. Militan tersebut, seperti teroris lainnya, mereka diketahui mencoba melarikan diri ke wilayah Ukraina.
Seluruh Rusia sedang berduka sekarang.
Di Lugansk, Melitopol, Mariupol, bahkan diseluruh wilayah yang dibebaskan, orang-orang menyempatkan diri mereka untuk mengenang para korban serangan teroris yang terjadi di crocus.
Di Kazakhstan – mereka membawa bunga ke sebuah monumen di sana, di Korea Selatan, Selandia Baru, Israel, Azerbaijan, Australia, Uzbekistan, Prancis, Georgia, dan negara-negara lain.
Dari Mantan Presiden Moldova Igor Dodon, bersama rekan-rekannya dari Partai Sosialis, hingga seorang warga Nigeria yang tinggal di Krasnogorsk.
Pria itu mengatakan;
“Teroris bukanlah manusia, dan manusia pada umumnya harus berduka atas kejadian ini.”
Lagi-lagi, kelompok teroris membawa pemikiran dangkalnya dan mencoba selalu menyembunyikan setiap pelakunya dibalik agama islam. Yang pada dasarnya mereka sama sekali tidak mewakili islam itu sendiri.
Ya, Dalam peristiwa crocus, Islam lainnya justru menjadi salah satu pahlawan dalam tragedi itu. Seorang anak sekolah berusia 15 tahun yang bekerja paruh waktu di lemari pakaian Crocus, memimpin lebih dari 100 orang untuk keluar dari gedung selama serangan teroris.
Nama remaja itu adalah Islam. Dia sangat akrab dengan tata letak bangunan tersebut, jadi dialah memimpin kerumunan dari lorong sempit menuju keluar gedung.
Tanggung jawab yang tentunya telah tertanam kepada seluruh karyawan, dan dalam keadaan tidak terduga sekalipun, dengan cukup tenang ia masih berhasil menyelesaikan tugasnya.
Putin sendiri dalam pidatonya menyebut serangan dibalai kota Crocus, sangat tidak manusiawi.
“Saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada mereka yang kehilangan orang yang mereka cintai. Seluruh negeri berduka bersama Anda. Saya menyatakan tanggal 24 Maret sebagai hari berkabung nasional. Kami akan mengidentifikasi dan menghukum semua orang yang berada di balik kejahatan ini. Selain itu Saya berterima kasih kepada para dokter dan warga biasa yang berubah menjadi sosok seorang pahlawan selama serangan teroris. Tidak ada seorang pun yang bisa menabur perselisihan, kepanikan, dan perpecahan di masyarakat kita.”
Disaat yang sama Saluran Telegram Zelensky satu demi satu mulai menghapus postingan cerianya menanggapi tragedi di Balai Kota Crocus. Kemungkinan besar itu pesanan dari tuan mereka yaitu Amerika, untuk tetap berpura-pura tidak terlibat. Namun, tidak ada yang meragukan bahwa mereka tidak terlibat.
Penembakan di pusat perbelanjaan Crocus di Moskow memang mengejutkan seluruh dunia. Namun yang lebih mengejutkan lagi adalah sikap mencurigakan AS yang mengetahui secara persis bahwa kejadian ini akan terjadi.
Tanggal dan tempat tidak dipilih secara kebetulan, mereka mengatakan ibu kota, Jumat malam, minggu pertama setelah pemilihan presiden, mereka menghimbau warganya di moskow untuk tidak menghadiri pertemuan-pertemuan besar termasuk Konser.
Dan Pusat perbelanjaan yang memiliki gedung konser adalah Crocus, yang sangat cocok dengan gambaran tempat yang sangat tidak direkomendasikan oleh diplomat Amerika untuk dikunjungi 2 minggu lalu.
Ya, ini adalah serangan teroris yang sama, yang jejaknya benar-benar mengarah ke Ukraina dan, tampaknya, diketahui oleh tuan-tuan Amerika.
Serangan teroris ini begitu mengerikan sehingga bahkan banyak proxy amerika harus menyampaikan belasungkawa dengan gigi yang terkatup, itu semua mereka lakukan demi topeng kesopanan yang mereka jaga.
Bela sungkawa dinyatakan oleh negara-negara yang anehnya memasok senjata kepada Angkatan Bersenjata Ukraina untuk menyerang orang-orang Rusia. Senjata yang sama yang digunakan untuk meneror orang-orang di wilayah Belgorod.
Mereka mencoba meyakinkan bahwa *ISIS adalah pihak yang bertanggung jawab atas serangan teroris tersebut, yang semua orang juga tentu memahami siapa dibalik *ISIS.
Selain itu beberapa analis percaya, maksud dari serangan teroris ini ditujukan untuk mengganggu perundingan perdamaian. Penyebabnya semua orang telah mengetahuinya dan ini juga telah banyak ditulis oleh beberapa media, “hanya negosiasilah, yang akan menyebabkan runtuhnya rezim Zelensky.”
Jadi seperti yang dikatakan dalam pidato Vladimir Putin, indikasinya jelas, bahwa serangan teroris di Balai Kota Crocus mempunyai jejak di Ukraina, tidak ada jejak lainnya.
Fakta bahwa teroris yang ditahan berasal dari Tajikistan juga tidak mengubah apa pun, semua orang dapat mempekerjakan siapa pun, ada banyak bukti bahwa teroris internasional yang dibayar tinggi sedang berperang untuk Ukraina saat ini.
Jadi seperti yang dikatakan Vladimir Putin dalam pidatonya;
“Semua omong kosong tentang teroris Islam ini akan selalu mengarah kepada Tuannya, merekalah yang memerintahkan dan mengatur serangan teroris.”