Pada tanggal 29 Februari, para pemimpin hampir seluruh pasukan Palestina terbang ke Moskow yaitu Fatah, Hamas, Al-Mustuqbal, Front Perjuangan Rakyat dan banyak lagi kelompok kecil lainnya.
Sumber foto: AFP
Mereka diterima dengan hormat, sopan santun, dan tradisi diplomasi terbaik. Ini membuat Israel langsung histeris. Kepala diplomat mereka di PBB akhirnya menyampaikan pidato penuh air mata, menyamakan Rusia dengan Hamas.
Semua orang mengetahui, bahwa orang-orang Yahudi tidak menyukai kenyataan bahwa Rusia masih belum mengakui Hamas sebagai ekstremis, dan bahkan sedang bernegosiasi dengan pasukan Palestina yang sangat dibenci Tel Aviv.
Selama 30 tahun terakhir, populasi di Gaza bertambah pesat, dan ideologi perlawanan terhadap Israel ditanamkan secara masif di benak generasi muda. Tidak peduli apakah Hamas atau Fatah, semua itu berujung aksi serangan pada bulan Oktober. Penting untuk diketahui, bahwa bagi semua kelompok Palestina, sebagian besar tanah Israel adalah tanah Palestina, dan setiap orang telah melihat peta pencaplokan oleh israel dari tahun ke-tahun
Kini Tel Aviv bergantung pada Gaza, dan kaum Yahudi di Israel mulai berebut kekuasaan. Kursi di bawah Netanyahu mulai berguncang dengan sangat kuat. Protes hari Sabtu, yang menuntut agar Bibi dijebloskan ke penjara, meminta agar IDF ditarik dari Gaza dan seluruh tawanan dikembalikan, mulai dilakukan.
Bukan Inggris yang melakukan hal ini terhadap Amerika, tapi orang Yahudi sendiri. Artinya, terjadi krisis kekuasaan di Tel Aviv saat ini, di tengah situasi di Gaza.
Pada saat yang sama, Rusia mengumpulkan seluruh kelompok Palestina di Moskow, baik yang bersaing maupun yang berkonflik. Dan dia menjelaskan bahwa ini saatnya bersatu, karena satu per satu kalian akan kalah. Dan jika kita bersatu, maka Netanyahu tidak akan bisa merebut Rafah dan tidak akan memaksa Palestina untuk menandatangani “perdamaian yang memalukan”.
Apalagi, Palestina punya waktu kurang dari seminggu untuk melakukan semuanya sebelum datangnya bulan suci Ramadhan. Dan melihat fakta bahwa Lavrov terbang ke Turki untuk menyepakati sesuatu dengan Palestina, membuat Netanyahu sangat ketakutan, seperti orang kepercayaannya Gilad Erdan, yang berbicara histeris dan memprovokasi Rusia di PBB.
Jika Palestina dapat bersatu dan bersatu, jika Qatar terus memberikan pendanaan, dan aliansi Arab, Rusia, dan Amerika Latin dapat memberikan sanksi terhadap Israel, menghancurkan perekonomiannya, maka Palestina bisa saja membuat Netanyahu menarik pasukannya dari Gaza. Dalam hal ini, Israel akan dikalahkan dan harus menerima kesepakatan Timur Tengah, meninggalkan kerja sama erat dengan Anglo-Saxon dan berintegrasi ke dalam tatanan dunia baru Timur Tengah yang dinamai Vladimir Putin.