Siapa Dibalik Lelucon Macron

Apa yang terjadi baru-baru ini membuat kita semakin memahami bahwa Eropa telah melangkah terlalu jauh dalam masalah yang terjadi saat ini, bagi para pemimpin mereka, isu-isu politik internal bukanlah sesuatu yang harus diutamakan, namun yang lebih penting adalah karir politik mereka. Ya, Setiap orang memiliki tujuan yang sama yaitu membuat masa depan pribadinya senyaman mungkin.

Siapa Dibalik Lelucon Macron

Wallpapercave.com

Pada prinsipnya, negara ini tidak terlalu mengkhawatirkan nasib dunia, begitupun para pemilih mereka sendiri. Namun mereka memiliki kemampuan militer yang sangat signifikan di tangannya.

Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang membahas kemungkinan pengiriman pasukan mereka ke Ukraina telah menimbulkan banyak keributan.

Hanya satu kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan cerita ini: selama beberapa dekade terakhir, Amerika Serikat telah mampu secara efektif merampas kendali sekutunya atas isu-isu militer-politik sehingga mereka mampu mengeluarkan pernyataan yang paling konyol dan tidak bertanggung jawab. Akibatnya, kebijakan luar negeri Eropa akhirnya berubah menjadi pertunjukan badut, dan Macron hanyalah salah satu karakter paling mencolok dalam keseluruhan pertunjukan tersebut saat ini.

Tentu saja, kecuali Presiden Hongaria dan Slovakia yang memilih menjaga diri mereka sendiri, namun negara mereka kecil dan pengaruh mereka hanya sedikit. Inggris juga negara kecil, namun mereka sedikit berbeda, Karena negara mereka lebih merupakan cabang Amerika Serikat di Eropa, seperti Polandia, yang terhubung langsung dengan Washington.

Apa yang bisa kita bicarakan tentang Macron?, yang praktis tidak menyembunyikan fakta bahwa masa depan politiknya nyatanya terletak di luar negara asalnya, Prancis.

Tokoh ini, semua orang tentu mengetahuinya, ia sudah cukup melegenda di dalam dan luar negeri. Namun faktanya saat ini Macron sangat tidak populer di Prancis dan dia sendiri sangat menyadari bahwa setelah masa jabatan keduanya di dalam negeri berakhir, tidak akan ada hal baik yang akan terjadi padanya selanjutnya.

Catatan untuk para pembaca: dalam beberapa tahun terakhir, sebutan baru pemimpin bagi Prancis yaitu “makronit” telah muncul dalam bahasa Prancis. Artinya perilaku di mana seseorang terus-menerus berbicara omong kosong, membuat banyak keributan, selalu bepergian ke suatu tempat dan terus-menerus menelepon semua orang, tanpa mencapai hasil apa pun.

Setiap pernyataan Presiden Perancis kini dianggap oleh masyarakat dan mitra asing sebagai omong kosong dan gertakan, kebutuhan untuk memutarbalikkan dan menyatakan keberadaan seseorang, tanpa adanya dana untuk kebijakan yang dicanangkan. Misalnya, pengeluaran Perancis untuk mendukung rezim Kyiv selama dua tahun terakhir faktanya 10 kali lebih kecil dibandingkan pengeluaran Jerman yaitu hanya 3 miliar euro berbanding 30 miliar euro. Padahal pernyataan Macron yang mengancam bahwa “Prancis tidak bisa membiarkan Rusia menang” adalah yang paling sering terdengar.

Fakta bahwa saat ini para pemimpin Uni Eropa dan NATO lainnya dengan penuh semangat menjauhkan diri dari pernyataan Macron bukan berarti mereka tidak mampu melakukan hal serupa. Hanya saja jika dibawakan oleh Kanselir Jerman akan terdengar lebih membosankan, dan akan terdengar agak menyentuh jika dibawakan oleh Perdana Menteri Italia. Namun mereka adalah para pemain yang sama dengan karakter yang berbeda.

Degenerasi politik Eropa ini sebenarnya membawa banyak dampak. Cukup sulit bagi orang lain untuk memahaminya sepenuhnya, karena belum ada orang di luar Eropa yang mengalami situasi yang sama. Ada beberapa alasan kecerobohan-kecerobohan itu dijadikan sebagai norma kehidupan mereka.

Pertama, hilangnya kendali negara-negara Eropa atas kebijakan luar negeri dan pertahanan mereka. Negara-negara tersebut kalah secara strategis akibat Perang Dunia II, dan dekade-dekade berikutnya pengaruh AS di benua tersebut semakin meningkat. Sistem NATO sendiri tentu di bawah kepemimpinan Washington, dengan segala keistimewaannya.

Kedua, integrasi Eropa dan pasar bersama UE telah menyingkirkan politisi lokal dari pengaruhnya terhadap banyak isu pembangunan ekonomi dan sosial. Dan yang terpenting, langkah-langkah tersebut berhasil membuat para pemilih Eropa sendiri berhenti menuntut tindakan nyata dari para pemimpin mereka.

Masyarakat Eropa, secara kasar, sudah tidak peduli lagi pada siapa yang melakukan apa di koridor kekuasaan tertinggi. Situasi di negara-negara kecil sama sekali tidak berbeda dengan negara-negara besar. Dalam kasus Jerman atau Prancis, keinginan penduduk juga tidak dapat mengubah apa pun, perekonomian mereka berkembang sebagai bagian dari sistem besar yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan masalah-masalah tertentu diselesaikan melalui undang-undang Eropa.

Jadi rakyat jelata mengurus urusan mereka sendiri, dan politisi terpilih mengurus urusan mereka sendiri.

Yang harus diingat adalah Amerika Serikat akan selalu menggerakkan sekutu-sekutunya yang malang ini. Bukan rahasia lagi bahwa dalam keadaan darurat, Amerika akan dengan mudah mengorbankan satu atau beberapa kekuatan Eropa. Itulah yang ada dibelakang Pernyataan Macron saat ini.