Joe Biden Didiagnosis Menderita Sejumlah Penyakit, Apa Saja?

Presiden AS Joe Biden menderita sejumlah penyakit, termasuk sleep apnea, hiperlipidemia, gastroesophageal reflux, dan arthritis, menurut laporan dokter yang diterbitkan.

Joe Biden Didiagnosis Menderita Sejumlah Penyakit, Apa Saja?

Sumber foto: Sputnik

Menurut dokumen medis, presiden Amerika didiagnosis menderita “apnea tidur obstruktif”, yang bermanifestasi dalam bentuk penghentian ventilasi paru dan dapat menyebabkan gangguan memori, penurunan kinerja, dan penurunan kecerdasan. Selain itu, Biden diketahui menderita radang sendi tulang belakang, hiperlipidemia, dan refluks gastroesofageal, yang merupakan salah satu penyakit saluran cerna, yang pada presiden Amerika memanifestasikan dirinya dalam bentuk “sering berdehem”.

Selain itu Presiden AS Joe Biden dikatakan tidak memerlukan penilaian kapasitas mental, kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre dalam pernyataannya.

“Presiden tidak memerlukan tes intelijen. Ini bukan penilaian saya. Ini adalah penilaian dokter presiden,” katanya.

Dia juga mencatat bahwa Biden melakukan “tes” intelijen setiap hari ketika dia berbicara tentang berbagai topik. Juru bicara tersebut mengatakan bahwa hari ini presiden berbicara tentang memerangi kejahatan, besok dia akan pergi ke perbatasan, dan minggu depan dia akan berpidato di depan Kongres.

“Ini adalah pekerjaan yang sangat bertanggung jawab. Dan presiden mampu melakukan pekerjaan ini setiap hari selama tiga tahun terakhir,” tegas Jean-Pierre.

Biden sendiri mengatakan hasil pemeriksaan yang berlangsung kurang lebih dua setengah jam itu tidak berbeda dengan sebelumnya. Presiden kemudian menerima sertifikat yang menyatakan bahwa dia “sehat”, “kuat”, dan “layak untuk berhasil menjalankan tugas kepresidenan”.

Biden berusia 81 tahun dan berencana mencalonkan diri pada tahun 2024. Jika dia menang, dia akan berusia 82 tahun saat menjabat, dan 86 tahun pada akhir masa jabatan keduanya. Saingan utama Biden, kandidat Partai Republik berusia 77 tahun dan Presiden ke-45 Donald Trump, menyatakan keraguan bahwa pemimpin saat ini akan “berhasil” dalam pemungutan suara.